A. Sejarah gunung berapi
Gunung
berapi terbentuk dari gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari
lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan
bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang
satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan
gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan
yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke
bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dengan
kata lain, gunung-gunung mencengkeram lempengan-lempengan kerak bumi dengan
memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan
lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan
mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara
lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung dengan paku
yang menyatukan bilah-bilah papan1.
B. Fungsi gunung
Gunung
merupakan dataran atau permukaan bumi yang tinggi2.Namun menurut Ensiklopedi
Britannica,tidak semua dataran atau permukaan bumi yang tinggi disebut
gunung.Tetapi apabila permukaan itu lebih dari 2000 kaki (610 m)maka itu
disebut gunung.Biasanya gunung lebih curam dari lembah.Namun,memiliki beberapa
kesamaan.penggunaan kata gunung sering tergantung pada adat istiadat.Sejak
kecil,kita selalu menjadikan gunung sebagai objek gambar kita.ini
dikarenakan,karena gunung memiliki pemandangan yang indah untuk dijadikan objek
gambar kita.Namun,disamping berfungsi sebagai objek gambar yang indah,gunung
juga memiliki fungsi lain
Adapun
fungsi gunung berapi adalah sebagai berikut:
1.
Berperan dalam siklus
aliran air
Gunung
berperan penting dalam siklus aliran air.Hal ini dikarenakan gunung memilik
curah hujan yang tinggi sehingga wilayah disekitarnya menjadi
lembab.Sungai-sungai umumnya berhulu di gunung karena hal ini(Curah hujan yang tinggi).Karena
gravitasi,air mengalir dari gunung sampai kelmbah dan akhirnya
kelaut.Dilaut,air menguap membentuk awan,awan tersebut terbawa ke areal gunung
dan mengalami penurunan suhu.Di sana air hasil penguapan dilaut kemudian
menjadi titik-titik yang disebut hujan.
2.
Penahan
goncangan
Allah SWT
berfirman dalam
Q.S An-nahl 15:
وَاَلْقَيْ
فيْ الَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهَارًا وَسُبُلًالَعَلِلكم
تهتدون
“Dan Dia menancapkan gunung dibumi agar bumi itu tidak goncang
bersama kamu,(dan Dia menciptakan)sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk”3
Q.S Al-anbiya 31:
وَجَعَلْنَا
فِي الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فٌجَاجًا سُبُلًا
لَعَلَهُمْ يَهْتَدُوْنَ
"Dan Kami telah jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia
(tidak)guncang bersama mereka,dan Kami jadikan pula disana jalan-jalan yang
luas,agar mereka mendapat petunjuk”
Setelah
peristiwa tsunami di Aceh yang demikian menghancurkan dan ramai di pemberitaan,baik
di media cetak maupun elektronik , terbukalah wawasan masyarakat Indonesia
tentang istilah lempeng tepatnya lempeng indo-australia dan eurasia. Lempeng-lempeng
tersebut ‘mengapung’ seperti perahu di atas cairan yang kental (pada lapisan
mantel) dan terus bergerak dan terjadi tabrakan atau tumbukan antar mereka
sehingga terjadi goncangan.
Struktur
bumi dari yang paling dalam, Inti dalam, Inti Luar, Mantel dan Kerak Bumi.Lapisan
Inti dalam merupakan lapisan yang paling panas, berurutan menurun suhunya
sampai kerak bumi.
Pada lapisan mantel (mantle) berupa
cairan kental, sedangkan kerak bumi berupa lapisan yang keras yang “mengapung”
diatas mantel adalah kerak bumi dimana lempeng benua dan samudra berada.
Batas bergaris merah menunjukkan adanya
tumbukan sedangkan garis hijau lempeng terus menjauh.
Terlihat munculnya deretan gunung berapi pada
daerah tumbukan lempeng tersebut.
Dan di daerah tersebut akan sering mengalami
goncangan-goncangan atau gempa bumi. Dari peristiwa diatas lokasi-lokasi gunung
berapi dan gempa bumi di bumi sebagaimana gambar berikut !
Keberadaan gunung bertanda segitiga merah,
sedangkan lokasi gempa bumi pada lingkaran hitam. Pada peristiwa tumbukan
diatas, bagian benua yang lebih tebal seperti pada jajaran pegunungan, kerak
bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. Dengan perpanjangannya
yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung
menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak.
Fungsi/peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai
“pasak” dalam Al Qur’an Surat An Nabaa Ayat 7:
وَالْجِبَالَ اَوْتَادًا
“Dan gunung-gunung sebagai pasak”
Al
Qur’an Allah SWT menyebut gunung dengan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama
kata jamak ‘jibal’ dan disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal ‘jabal’
disebut enam kali dan yang kedua kata ‘rawasi’ yang diulang sebanyak 10
kali.Menurut Rosihan dan Fadlullah, istilah jabal lebih bersifat umum,
sedangkan rawasi kemungkinan dimaksudkan khusus untuk menyebutkan gunung yang
berfungsi sebagai pasak bumi. Hal ini dikuatkan pula oleh makna dasar dari-pada
kata berkenaan. Kata rawasi bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang
bergoncang menjadi diam, dalam hal ini benda yang bergoncang adalah bumi.
Penggunaan
isim makrifat (al) yang mendahului kata ard dalam Surah Al-Nahl ayat 15. Isim
(kata benda) ini menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bahagian
tertentu daripada bumi. Ini bererti ‘gunung’ dimaksudkan dalam ayat berkenaan
tidak terdapat di seluruh permukaan bumi, akan tetapi hanya pada wilayah
tertentu. Wilayah berkenaan kemungkinan adalah batas-batas lempeng.
Bagian
lain setelah kata rawasi dalam ayat ini adalah perkataanan tamiida bikum
yang bermakna ‘supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu.’ Perkataan ini mungkin
menunjukkan ‘gunung’ yang dibicarakan dalam ayat itu ialah gunung berada dekat
dengan permukiman manusia, yakni gunung-gunung di batas lempeng konvergen.
Gunung di bawah laut (batas lempeng divergen) mungkin tidak termasuk dalam ‘gunung’
yang dibicarakan ayat ini.
Wallahu'a'lam bishoab.
Source : http://alkahfimumtaz.blogspot.com/2011/12/gunung-dalam-prespektif-islam.html
Source : http://alkahfimumtaz.blogspot.com/2011/12/gunung-dalam-prespektif-islam.html
No comments:
Post a Comment