Sunday, December 2, 2012

GUNUNG DALAM PERSPEKTIF ISLAM

  A. Sejarah gunung berapi
            Gunung berapi terbentuk dari gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
            Dengan kata lain, gunung-gunung mencengkeram lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung dengan paku yang menyatukan bilah-bilah papan1.
           
  B. Fungsi gunung
            Gunung merupakan dataran atau permukaan bumi yang tinggi2.Namun menurut Ensiklopedi Britannica,tidak semua dataran atau permukaan bumi yang tinggi disebut gunung.Tetapi apabila permukaan itu lebih dari 2000 kaki (610 m)maka itu disebut gunung.Biasanya gunung lebih curam dari lembah.Namun,memiliki beberapa kesamaan.penggunaan kata gunung sering tergantung pada adat istiadat.Sejak kecil,kita selalu menjadikan gunung sebagai objek gambar kita.ini dikarenakan,karena gunung memiliki pemandangan yang indah untuk dijadikan objek gambar kita.Namun,disamping berfungsi sebagai objek gambar yang indah,gunung juga memiliki fungsi lain
Adapun fungsi gunung berapi adalah sebagai berikut:
1.      Berperan dalam siklus aliran air
Gunung berperan penting dalam siklus aliran air.Hal ini dikarenakan gunung memilik curah hujan yang tinggi sehingga wilayah disekitarnya menjadi lembab.Sungai-sungai umumnya berhulu di gunung karena hal ini(Curah hujan yang tinggi).Karena gravitasi,air mengalir dari gunung sampai kelmbah dan akhirnya kelaut.Dilaut,air menguap membentuk awan,awan tersebut terbawa ke areal gunung dan mengalami penurunan suhu.Di sana air hasil penguapan dilaut kemudian menjadi titik-titik yang disebut hujan.
2.      Penahan goncangan
Allah SWT berfirman dalam
 Q.S An-nahl 15:
وَاَلْقَيْ فيْ الَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهَارًا وَسُبُلًالَعَلِلكم تهتدون
“Dan Dia menancapkan gunung dibumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu,(dan Dia menciptakan)sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”3
            Q.S Al-anbiya 31:
وَجَعَلْنَا فِي الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فٌجَاجًا سُبُلًا لَعَلَهُمْ يَهْتَدُوْنَ                                                                                  
"‌Dan Kami telah jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak)guncang bersama mereka,dan Kami jadikan pula disana jalan-jalan yang luas,agar mereka mendapat petunjuk”
Setelah peristiwa tsunami di Aceh yang demikian menghancurkan dan ramai di pemberitaan,baik di media cetak maupun elektronik , terbukalah wawasan masyarakat Indonesia tentang istilah lempeng tepatnya lempeng indo-australia dan eurasia. Lempeng-lempeng tersebut ‘mengapung’ seperti perahu di atas cairan yang kental (pada lapisan mantel) dan terus bergerak dan terjadi tabrakan atau tumbukan antar mereka sehingga terjadi goncangan.
Struktur bumi dari yang paling dalam, Inti dalam, Inti Luar, Mantel dan Kerak Bumi.Lapisan Inti dalam merupakan lapisan yang paling panas, berurutan menurun suhunya sampai kerak bumi.
Pada lapisan mantel (mantle)  berupa cairan kental, sedangkan kerak bumi berupa lapisan yang keras yang “mengapung” diatas mantel adalah kerak bumi dimana lempeng benua dan samudra berada.
Batas bergaris merah menunjukkan adanya tumbukan sedangkan garis hijau lempeng terus menjauh.
Terlihat munculnya deretan gunung berapi pada daerah tumbukan lempeng tersebut.
Dan di daerah tersebut akan sering mengalami goncangan-goncangan atau gempa bumi. Dari peristiwa diatas lokasi-lokasi gunung berapi dan  gempa bumi di bumi sebagaimana gambar berikut !
Keberadaan gunung bertanda segitiga merah, sedangkan lokasi gempa bumi pada lingkaran hitam. Pada peristiwa tumbukan diatas, bagian benua yang lebih tebal seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. Dengan perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak. Fungsi/peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai “pasak” dalam Al Qur’an Surat An Nabaa Ayat 7:
وَالْجِبَالَ اَوْتَادًا                                                                   
“Dan gunung-gunung sebagai pasak”
Al Qur’an Allah SWT menyebut gunung dengan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama kata jamak ‘jibal’ dan disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal ‘jabal’ disebut enam kali dan yang kedua kata ‘rawasi’ yang diulang sebanyak 10 kali.Menurut Rosihan dan Fadlullah, istilah jabal lebih bersifat umum, sedangkan rawasi kemungkinan dimaksudkan khusus untuk menyebutkan gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi. Hal ini dikuatkan pula oleh makna dasar dari-pada kata berkenaan. Kata rawasi bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang bergoncang menjadi diam, dalam hal ini benda yang bergoncang adalah bumi.
Penggunaan isim makrifat (al) yang mendahului kata ard dalam Surah Al-Nahl ayat 15. Isim (kata benda) ini menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bahagian tertentu daripada bumi. Ini bererti ‘gunung’ dimaksudkan dalam ayat berkenaan tidak terdapat di seluruh permukaan bumi, akan tetapi hanya pada wilayah tertentu. Wilayah berkenaan kemungkinan adalah batas-batas lempeng.
Bagian lain setelah kata rawasi dalam ayat ini adalah perkataanan tamiida bikum yang bermakna ‘supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu.’ Perkataan ini mungkin menunjukkan ‘gunung’ yang dibicarakan dalam ayat itu ialah gunung berada dekat dengan permukiman manusia, yakni gunung-gunung di batas lempeng konvergen. Gunung di bawah laut (batas lempeng divergen) mungkin tidak termasuk dalam ‘gunung’ yang dibicarakan ayat ini.

No comments:

Post a Comment